MAKALAH PRAKTEK PROSES KEPERAWATAN
AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Disusun oleh:
M.G. KRISNA WULANSARI
20130026
AKADEMI PERAWATAN KARYA BAKTI HUSADA
BANTUL YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Praktek Proses Keperawatan ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterimakasih pada Ibu Susanti S.Kep., Ns selaku Dosen mata kuliah Praktek
Proses Keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai gangguan AKTIVITAS Dan ISTIRAHAT. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari
apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Bantul, 25 April 2014
Penyusun.
Penyusun.
DATAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ 1
DAFTAR ISI................................................................................................ 2
BAB I....... PENDAHULUAN.................................................................. 4
A.
Latar Belakang................................................................... 4
B.
Tujuan Penulisan................................................................ 4
BAB II..... ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
........ AKTIVITAS
DAN MOBILITAS ......................................... 5
A.
Konsep Dasar Gangguan................................................... 5
1.
Pengertian ................................................................... 5
2.
Etiologi ....................................................................... 5
3.
Patofisiologi................................................................. 6
4.
Tanda dan gejala.......................................................... 6
5.
Komplikasi................................................................... 6
6.
Asuhan keperawatan.................................................... 7
a.
Pengkajian............................................................... 7
b.
Diagnosa Keperawatan........................................... 7
c.
Perencanaan Keperawatan...................................... 8
d.
Implementasi
Keperawatan.................................... 10
e.
Evaluasi Keperawatan............................................ 10
BAB III.... ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
........ ISTIRAHAT
DAN TIDUR................................................... 11
A.
Konsep Dasar Gangguan ................................................. 11
1.
Pengertian .................................................................. 11
2.
Etiologi....................................................................... 12
3.
Patofisiologi................................................................ 13
4.
Tanda dan gejala......................................................... 14
5.
Komplikasi.................................................................. 15
6.
Asuhan Keperawatan.................................................. 17
a.
Pengkajian............................................................. 17
b.
Diagnosa Keperawatan......................................... 18
c.
Perencanaan Keperawatan.................................... 18
d.
Implementasi
Keperawatan.................................. 19
e.
Evaluasi Keperawatan.......................................... 20
BAB V..... PENUTUP.............................................................................. 22
A.
Kesimpulan....................................................................... 22
B.
Saran................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 24
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Aktivitas atau mobilitas adalah suatu energi
atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidup. Semua manusia yang normal memerlukan kemampuan untuk dapat bergerak.
Kehilangan kemampuan bergerak walaupun pada waktu yang singkat memerlukan
tindakan-tindakan tertentu yang tepat bagi pasien maupun perawat.
Istirahat atau tidur merupakan kebutuhan dasar yang
dibutuhkam oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi
secara optimal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup
demikian pula orang yang sedang menderita sakit, mereka juga memerlukan
istirahat dan tidur yang memadai namun dalam keadaan sakit, pola tidur
seseorang biasanya terganggu sehingga, perawat perlu berupaya untuk mencukupi
kebutuhan tidur tersebut.
- Tujuan
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan aktivitas dan istirahat.
2. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan
gangguan aktivitas dan tidur.
3. Mampu menentukan masalah atau diagnosa
keperawatan pada pasien dengan gangguan aktivitas dan tidur.
4. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada
pasien dengan gangguan shock aktivitas
dan tidur.
5. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan
baik dan benar.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
AKTIVITAS DAN MOBILITAS
A.
Pengertian
Aktivitas atau
mobilitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Semua manusia yang normal
memerlukan kemampuan untuk dapat bergerak. Kehilangan kemampuan bergerak
walaupun pada waktu yang singkat memerlukan tindakan-tindakan tertentu yang
tepat bagi pasien maupun perawat.
B.
Etiologi
Penyebab
imobilitas bermacam-macam. Pada kenyataannya, terdapat banyak penyebab
imobilitas yang unik pada orang-orang yang di imobilisasi. Semua kondisi
penyakit dan rehabilitasi melibatkan beberapa derajat imobilitas. Ada beberapa
faktor yang berhubungan dengan gangguan aktivitas yaitu :
1.
Tirah
baring dan imobilitas
2.
Kelemahan
secara umum
3.
Gaya hidup
yang kurang gerak
4.
Ketidakseimbangan
antara supali oksigen dan kebutuhan.
5.
Tingkat energi. Energi dibutuhkan
untuk melakukan mobilitas.
6.
Usia dan status perkembangan.
Kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.
7.
Proses penyakit/cedera. Proses
penyakit dapat mempengaruhi kemmapuan mobilitas karena dapat mempengaruhi
fungsi system tubuh.
8.
Kebudayaan. Kemampuan melakukan
mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan, contohnya orang yang memiliki
budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat, sebaliknya
ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena budaya dan adat
dilarang beraktivitas.
C.
Patofisiologi
·
Kaki tidak
mampu menopang berat badan
·
Perlu bantuan
kursi roda untuk berpindah tempat
·
Tangan belum
mampu untuk melakukan pekerjaannya secara mandiri
·
Tidak mampu
melakukan kegiatan secara mandiri
D.
Tanda dan gejala
·
Kerusakan
sensori persepsi
·
Nyeri, tidak
nyaman
·
Intolerensi
aktivitas/ penurunan kekuatan dan stamina
·
Depresi mood
dan cemas
·
Keengganan
untuk memulai gerak
·
Gaya hidup
menetap, tidak fit
·
Malnutrisi umum
dan spesifik
·
Kehilangan
integrasi struktur tulang
·
Keterbatasan
lingkungan fisik dan sosial
·
Keterbatasan
daya tahan kardiovaskuler
·
Kepercayaan
terhadap budaya berhubungan dengan aktivitas yang tepat disesuaikan dengan
umur.
E.
Komplikasi
Masalah yang terjadi berhubungan dengan otot sebagai
sistem pergerakan :
·
Atropi otot merupakan keadaan dimana
otot menjadi mengecil karena diganti dengan jaringan dan lemak.
·
Hipertropi otot merupakan pembesaran
otot, terjadi akibat aktivitas otot yang kuat dan berulang, jumlah serabut
tidak bertambah tetapi ada peningkatan diameter dan panjang serabut terkait
dengan unsure-unsur filament.
·
Nekrosis (jaringan mati) terjadi
serabut atau iskemia dimana proses regenerasi otot sangat minim
F.
Asuhan
Keperawatan
1.
Pengkajian
1)
Tingkatan
aktivitas sehari-hari
a. Pola Aktifitas sehari-hari
b. Jenis, frekuensi, dan lamanya
latihan fisik
2) Tingkat kelelahan
a. Aktivitas
yang membuat lelah
b. Riwayat
sesak nafas
3) Gangguan pergerakan
a. Penyebab
gangguan pergerakan
b. Tanda dan
gejala
c. Efek dari
gangguan pergerakan
4) Pemeriksaan fisik
a. Tingkat
kesadaran
b. Postur
bentuk tubuh
c. Ektermitas
2.
Diagnosa Keperawatan
a)
Intoleran
aktifitas
Definisi :
kondisi dimana seseorang mengalami penurunan energi fisiologis dan psikologis
untuk melakukan aktifitas sehari-sehari.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. kelemahan umum
b. bedres yang
lama (Imobilisasi)
c. motivasi yang
kurang
d. pembatsan
pergerakan
e. nyeri
b) Keletihan
Definisi :
kondisi dimana seseorang mengalami perasaan letih yang berlebihan secara
terus-menerus dan penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak dapat
hilang dengan istirahat
Kemungkinan b.d:
a. menurunnya
produksi metabolisme
b. pembatasan diet
c. anemia
d. ketidakseimbangan
glukosa dan elektrolit
c) Gangguan mobilitas fisik
Definisi: Kondisi
dimana pasien tidak mampu melakukan pergerakan secara mandiri.
Kemungkinan b.d:
a. gangguan
persepsi kognitif
b. Imobilisasi
c. Ganguan
neuromuskuler
d. Kelemahan
e. Pasien dengan
traksi
d) Defisit perawatan diri
Definisi :
Kondisi dimana pasien tidak dapat melkaukan sebagian atau seluruh aktivitas
sehari-hari spt; makan, berpakaian dan mandi, dan lain-lain.
a.
Kemungkinan
b.d:
b.
Gangguan
neuromoskuler
c.
Menurunnya
kekekuatan otot
d.
Menurunnya
kontrol otot dan koordinasi
e.
Kerusakan
persepsi kognitif
f.
Depresi
g.
Gangguan fisik
3.
Perencanaan Keperawatan
1)
untuk Dx.
Keperawatan Intoleransi aktivitas
intervensi :
- Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
- Bantu pasien dalam melakukan aktifitas sendiri
- Catat tanda vital
- Kolaborasi dengan dokter
- Lakukan aktivitas yang adekuat
Rasional :
-
Merencanakan
intervensi dengan tepat
-
Pasien dapat memilih
dan merencanakannya sendiri.
-
Mengkaji sejauh
mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
2)
untuk DX.
Keperawatan Keletihan
Intervensi :
- Monitor keterbatasan aktivitas
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
- Catat tanda vital sebelum dan sesuadah aktivitas
- Kolaborasi dengan dokter dalam latihan aktivitas
- Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet
- Berikan pendidikan kesehatan.
Rasional :
- Merencanakan intervensi dengan tepat
- Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri.
- Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
3) untuk Dx. Keperawatan Gangguan mobilitas fisik
Intervensi :
- Pertahanan body alignment dan posisi yang nyaman
- Cegah pasien jatuh
- Lakukan latihan aktif maupun pasif
- Lakukan fisiotheraphy dada dan postural
- Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi
Rasional :
- mencengah iritasi dan komplikasi
- mempertahankan keamanan pasien
- meningkatkan sirkulasi dan mencengah kontraktur
- meningkatkan fungsi paru
4) untuk Dx. Keperawatan Defisit Perawatan diri
Intervensi :
- Lakukan kajian kemampuan pasien dalam perawatan diri terutama ADL
- Jadwalkan jam kegiatan tertentu untuk ADL
- Jaga privasi dan keamanan pasien
- Lakukakn latihan aktif dan pasif
- Monitor tanda vital, tekanan darah, sebelum dan sesudah ADL
Rasional :
- memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana keperawatan
- Perencanaan yang matang dalam melakukan kegiatan sehari-hari
- Memberikan keamanan
- Meningkatkan sirkulasi darah.
4.
Implementasi Keperawatan
a)
Pantau
tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali
b)
Kaji dan
laporkan tingkat kemampuan pasien dalam aktivitas
c)
Ajarkan
latihan tentang gerak secara perlahan
d)
Ciptakan
lingkungan terapeutik
e)
Kaji
kekuatan otot
f)
Lakukan
kolaborasi dengan ahli fisioterapi secara aktif
5.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi asuhan
keperawatan pada klien yang terganggu kesejajaran tubuh dan mobilisasi
berdasarkan kriteria hasil setiap tujuan keperawatan, yaitu :
-
Klien akan
mempertahankan rentang gerak pada sendi ekstermitas atas
-
Klien akan
mengikuti program latihan teratur 3-4kali sehari dengan perencanaan pulang
-
Klien akan
melakukan rentang gerak penuh pada sendi yang sakit
-
Tidak ada kontraktur sendi
BAB III
ASUHAN
KEPERAWATAN GANGGUAN
ISTIRAHAT DAN
TIDUR
- Pengertian
Istirahat atau tidur merupakan kebutuhan dasar yang
dibutuhkam oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi
secara optimal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup
demikian pula orang yang sedang menderita sakit, mereka juga memerlukan
istirahat dan tidur yang memadai namun dalam keadaan sakit, pola tidur
seseorang biasanya terganggu sehingga, perawat perlu berupaya untuk mencukupi
kebutuhan tidur tersebut.
TAHAP-TAHAP
TIDUR.
1)
NREM (Non Rapid Eye Movement).
Ada 4 tahapan :
a.
Tahap 1 :
1)
Termasuk light sleep.
2)
Berakhir hanya beberapa menit.
3)
Penurunan aktivitas fisik dimulai
dengan penurunan gradual dalam tanda vital dan metabolisme.
4)
Dengan mudah dibangunkan dengan
stimulus sensori seperti suara dan individu merasa seperti mimpi di siang hari.
b.
Tahap 2 :
1)
Merupakan periode sound sleep.
2)
Kemajuan relaksasi.
3)
Masih dapat dibangunkan dengan
mudah.
4)
Berlangsung selama 10-20 menit.
5)
Fungsi tubuh berlangsung lambat.
c.
Tahap 3 :
1)
Tahap awal tidur dalam.
2)
Lebih sulit dibangunkan dan jarang
bergerak.
3)
Otot secara total relaksasi.
4)
Tanda vital mengalami kemunduran
teratur.
5)
Berlangsung 15-30 menit.
d. Tahap 4 :
1)
Tahap tidur benar-benar nyenyak.
2)
Sangat sulit dibangunkan.
3)
Jika tidur nyenyak telah terjadi,
akan menghabiskan sepanjang malam pada tahap ini.
4)
Bertanggung jawab mengistirahatkan
dan memperbaiki tidur.
5)
Tanda vital menurun secara
signifikan.
6)
Berlangsung 15-30 menit.
7)
Dapat terjadi tidur berjalan dan
mengompol.
2.
REM (Rapid Eye Movement).
a.
Periode yang sangat hidup karena
mimpi penuh warna.
b.
Dimulai 50-90 menit setelah tidur
terjadi.
c.
Tipe yang mempengaruhi respon autonom
meliputi kecepatan gerak mata, fluktuasi jantung, rata-rata pernafasan dan
peningkatan fluktuasi tekanan darah.
d.
Kehilangan tonus otot.
e.
Peningkatan sekresi gastrik.
f.
Tahap yang bertanggung jawab untuk
perbaikan mental.
g.
Sangat sulit untuk dibangunkan.
h.
Durasi dari REM meningkat setiap
siklus dan rata-rata 20 menit.
- Etiologi
1.
Umur
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total
waktu kebutuhan tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari
sel-sel dan organ, pada neonati kebutuhan tidur tinggi karena masih dalam
proses adaptasi dengan lingkungan dari dalam rahim ibu, sedangkan pada lansia
sudah mulai terjadi degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi fungsi dan
mekanisme tidur.
2. Penyakit.
Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri,
kecemasan, dispnea. Pada kasus penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga
pada kasus tertentu dengan klien gangguan hipertiroid.
3.
Motivasi.
Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur
seperti menonton, main game atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan penundaan
waktu anda untuk tidur.
4.
Emosi.
Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan
seseorang tidak bisa tidur atau mempertahankan tidur.
5.
Lingkungan.
Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat
bandara atau di tepi jalan-jalan umum atau di tempat-tempat umum yang
menimbulkan kebisingan.
6.
Obat – obatan.
Penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan
obar-obat tertentu seperti golongan sedative, hipnotika dan steroid.
7.
Makanan dan minimum.
Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica,
gas/air yang banyak, pola dan konsumsi minuman yang mengandung kafein ,gas dll.
8.
Aktivitas.
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang
berlebihan justru akan menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.
- Patofisiologi
Kontrol dan pengaturan tidur
tergantung pada hubungan antara dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara
intermitten dan menekan pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan
terjaga. Sebuah mekanisme meneybabkan terjaga dan yang lain menyebabkan
tertidur. Kondisi-kondisi tersebut diantaranya :
a. Penyakit
psikiatrik terutama despresi
b. Penyakit
alzaimer dan penyakit neuro lainnya.
c. Penyakit
kardiovaskuler dan perawatan pasca bedah jantung.
d. Iinkompetensi
jalan napas atas.
e. Penyakit
paru
f. Sindrom
nyeri
g. Penyakit
prostatic
h. Endokrinopati
- Tanda dan
gejala
Ada beberapa tanda klinis yang
perlu diketahui perawat terhadap pasien yang kurang istirahat atau tidur yaitu:
·
Pasien mengungkapkan
rasa capek.
·
Pasien mudah
tersinggung dan kurang santai.
·
Apatis.
·
Warna kehitam-hitaman
disekitar mata,konjungtiva merah.
·
Sering kurang
perhatian.
·
Pusing.
·
Mual
- Komplikasi
1. Insomnia.
Insomnia mencakup banyak hal. Insomnia merupakan suatu
keadaan di mana seseorang sulit untuk memulai atau mempertahankan keadaan
tidurnya, bahkan seseorang yang terbangun dari tidur tapi merasa belum cukup
tidur dapat di sebut mengalami insomnia (Japardi, 2002).
Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk
mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan
berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita
insomnia sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya
berkurang.
Jenis insomnia yaitu :
a.
Insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk
dapat memulai tidur.
b.
Insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang
untuk dapat mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur.
c.
Insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak
dapat tidur lagi.
Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami
insomnia yaitu rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan
kondisi yang tidak menunjang untuk tidur.
2. Narkolepsi.
Merupakan
suatu keadaan tidur di mana seseorang sulit mempertahankan keadaan
terjaga/bangun/sadar. Penderita akan sering mengantuk hingga dapat tertidur
secara tiba-tiba, dapat di katakan pula bahwa narkolepsi adalah serangan
mengantuk yang mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana
serangan mengantuk tersebut datang.
Penyebabnya secara pasti belum
jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan genetika sistem saraf pusat di
mana periode REM tidak dapat dikendalikan. Serangan narkolepsi dapat
menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang
bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang.
3. Somnabulisme (tidur berjalan).
Merupakan gangguan tingkah laku yang
sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik,
seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan
berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali
tidur (Japardi, 2002). Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita
mempunyai resiko terjadinya cidera.
4. Enuresis (ngompol).
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja
(mengompol) terjadi pada anak-anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki,
penyebab secara pasti belum jelas, namun ada beberapa faktor yang menyebabkan
Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku.
5. Nocturia.
Merupakan suatu keadaan di mana
klien sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil.
6. Apnea / tidak bernapas dan Mendengkur.
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran
udara di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi
faktor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran
nafas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar
bila di lewati udara pernafasan.
7. Delirium / Mengigau.
8. Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti
pain, anxiety dan dispneu.
9. Nightmares dan Night terrors (mimpi
buruk).
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi
pada anak usia 6 tahun atau lebih, setelah tidur beberapa jam, anak tersebut
langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.
10. Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-tse).
- Asuhan
Keperawatan
1) Pengkajian
·
Riwayat tidur
a.
kuantitas
(lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari.
b.
Aktivitas
dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya.
c.
Kebiasaan/pun
saat tidur.
d.
Lingkungan
tidur.
e.
Dengan siapa
paien tidur.
f.
Obat yang di
konsumsi sebelum tidur.
g.
Asupan dan
stimulan.
h.
Perasaan
pasien mengenai tidurnya.
i.
Apakah ada
kesulitan tidur.
j.
Apakah ada
perubahan tidur.
·
Gejala Klinis.
a.
Perasaan
Lelah.
b.
Gelisah.
c.
Emosi.
d.
Apetis.
e.
Adanya
kehitaman di daerah sekitar mata bengkak.
f.
Konjungtin
merah dan mata perih.
g.
Perhatian
tidak fokus.
h.
Sakit
kepala.
·
Penyimpangan Tidur.
Seperti telah dijelaskan pada bab oembahasan di atas,
gangguan tidur yang mungkin terjadi adalah :
a.
Insomnia.
b.
Somnabulisme.
c.
Enuresis.
d.
Narkolepsi.
e.
Nightmare
dan Night Terrors (mimpi buruk).
f.
Apnea / tidak bernapas
dan Mendengkur.
2)
Diagnosa
keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat
diangkat dari gangguan pola istirhat tidur diantaranya yaitu :
a)
Gangguan pola tidur b/d kerusakan
transfer oksigen, gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat,
imobilisasi, nyeri pada kaki, takut operasi, lingkungan yang mengganggu.
b)
Cemas b/d ketidak mampuan untuk
tidur, henti nafas saat tidur, (sleep apnea) dan ketidak mampuan mengawasi
prilaku.
c)
Koping individu tidak efektif
berhubungan dengan insomnia.
d)
Gangguan ukaran gas berhubungan
henti nafas saat tidur.
e)
Potensial cedera berhubungan dengan
Semnambolisme.
f)
Gangguan konsep diri berhubungan
dengan penyimpangn tidur hipersomia.
3)
Perencanaan
keperawatan
Ø Tujuan :
Mempertahankan kebutuhan istirahat
dan tidur dalam batas normal.
Ø Rencana
Tindakan :
a.
Lakukan identifikasi faktor yang
mempengaruhi masalah tidur.
b.
Lakukan pengurangan distraksi
lingkungan dan hal yang dapat mengganggu tidur.
c.
Tingkatkan aktivitas pada siang
hari.
d.
Coba untuk memicu tidur.
e.
Kurangi potensial cedera selama tidur
f.
Berikan pendidikan kesehatan dan
lakukan rujukan jika di perlukan.
4)
Implementasi
Keperawatan
Ø Tindakan
keparawatan pada orang dewasa :
9.
Mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi masalah tidur.
·
Libatkan pasien dalam pembuatan
jadwal aktivitas.
·
Berikan obat analgesik sesuai
prosedur
·
Berikan linngkungan yang suportif.
·
Jelaskan dan berikan dukungan pada
pasien agar tidak takut akan cemas.
10.
Bila faktor insomnia, maka :
·
Anjurkan pasien memakan makanan yang
berprotein tinggi sebelum tidur.
·
Anjurkan pasien tidur pada waktu
sama dan hindari tidur pada waktu siang dan sore hari.
·
Anjurkan pasien tidur saat
mengantuk.
·
Anjurkan pasien mennghindari
kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.
·
Anjurkan pasien menggunakan teknik
pelepasan otot serta meditasi sebelum tidur.
11.
Bila terjadi somnabulisme, maka :
·
Berikan rasa aman pada diri pasien.
·
Bekerjasama dengan diazepam dalam
tindakan pengobatan..
·
Cegah timbulnya cidera.
12.
Bila terjadi enuresa, maka :
·
Anjurkan pasien mengurangi minum
beberapa jam sebelum tidur.
·
Anjurkan pasien melakukan
pengosongan kandungan kemih sebelum tidur.
·
Bangunkan pasien pada malam hari
untuk buang air kecil.
13.
Bila terjadi Narkolepsi, maka :
·
Berikan obat kelompok Amfetamin
/kelompok Metilfenidat hidroklorida (ritalin) untuk mengendalikan narkolepsi.
5)
Evaluasi
Keperawatan
a.
Klien menggunakan terapi relaksasi
setiap makan malam sebelum pergi tidur dengan meminta klien melaporkan
keberhasilan tidur dan tetap tidur.
b.
Klien melaporkan perasaan nyaman
setelah terbangun di pagi hari dengan meminta klien melaporkan keberhasilan
tidur dan tetap tidur.
c.
Klien melaporkan dapat menyelesaikan
tanggung jawab pekerjaan dalam 4 minggu dengan mengobservasi ekspresi dan
prilaku nonverbal pada saat klien terjaga.
d.
Pola tidur normal untuk masa anak adalah
11-12 jam /hari terpenuhi, masa sekolah 10 jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8
jam/hari terpenuhi.
BAB IV
PENUTUP
- Kesimpulan
Aktivitas atau mobilitas adalah suatu energi
atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidup. Semua manusia yang normal memerlukan kemampuan untuk dapat bergerak.
Kehilangan kemampuan bergerak walaupun pada waktu yang singkat memerlukan
tindakan-tindakan tertentu yang tepat bagi pasien maupun perawat.
Istirahat atau tidur merupakan kebutuhan dasar yang
dibutuhkam oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi
secara optimal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup
demikian pula orang yang sedang menderita sakit, mereka juga memerlukan
istirahat dan tidur yang memadai namun dalam keadaan sakit, pola tidur
seseorang biasanya terganggu sehingga, perawat perlu berupaya untuk mencukupi
kebutuhan tidur tersebut.
Penyebab
imobilitas bermacam-macam. Pada kenyataannya, terdapat banyak penyebab
imobilitas yang unik pada orang-orang yang di imobilisasi. Semua kondisi
penyakit dan rehabilitasi melibatkan beberapa derajat imobilitas. Ada beberapa
faktor yang berhubungan dengan gangguan aktivitas yaitu :
1)
Tirah
baring dan imobilitas
2)
Kelemahan
secara umum
3)
Gaya hidup
yang kurang gerak
4)
Ketidakseimbangan
antara supali oksigen dan kebutuhan.
5)
Tingkat energi. Energi dibutuhkan
untuk melakukan mobilitas.
6)
Usia dan status perkembangan.
Kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.
7)
Proses penyakit/cedera. Proses
penyakit dapat mempengaruhi kemmapuan mobilitas karena dapat mempengaruhi
fungsi system tubuh.
8)
Kebudayaan. Kemampuan melakukan
mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan, contohnya orang yang memiliki
budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat, sebaliknya
ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena budaya dan adat
dilarang beraktivitas.
Penyebab yang dapat mempengaruhi istirahat dan tidur yaitu :
1)
Umur
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total
waktu kebutuhan tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari
sel-sel dan organ, pada neonati kebutuhan tidur tinggi karena masih dalam
proses adaptasi dengan lingkungan dari dalam rahim ibu, sedangkan pada lansia
sudah mulai terjadi degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi fungsi dan
mekanisme tidur.
2. Penyakit.
Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri,
kecemasan, dispnea. Pada kasus penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga
pada kasus tertentu dengan klien gangguan hipertiroid.
3.
Motivasi.
Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur
seperti menonton, main game atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan penundaan
waktu anda untuk tidur.
4.
Emosi.
Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan
seseorang tidak bisa tidur atau mempertahankan tidur.
5.
Lingkungan.
Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat
bandara atau di tepi jalan-jalan umum atau di tempat-tempat umum yang
menimbulkan kebisingan.
6.
Obat – obatan.
Penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan
obar-obat tertentu seperti golongan sedative, hipnotika dan steroid.
7.
Makanan dan minimum.
Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica,
gas/air yang banyak, pola dan konsumsi minuman yang mengandung kafein ,gas dll.
8.
Aktivitas.
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang
berlebihan justru akan menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.
- Saran
Penulis berharap semoga dengan pembuatan
makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, dan memberikan informasi yang benar mengenai
gangguan aktivitas dan istirahat.
DAFTAR PUSTAKA
Widuri, Hesti, (2010), Kebuttuhan Dasar Manusia (Aspek Mobilitas
dan Istirahat Tidur), Yogyakarta: Gosyen Publishing
Perry, Potter, (2010), Fundamental Keperawatan,
Jakarta:Salemba Medika
Priharjo, Robert,
(1993), Pemenuhan Aktivitas Istirahat
Pasien, Jakarta: EGC
Tucker, Susan Martin,
(1998), Standar Perawatan Pasien Volume
1, Jakarta: EGC
Doengos.E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta